berfotografiria
Thursday, August 18, 2016
Jual Buku Fotografi (Kiat Peraktis Memotet Landscape) - SHUTTER CAM | Tokopedia
Jual Buku Fotografi (Kiat Peraktis Memotet Landscape) - SHUTTER CAM | Tokopedia: Jual Buku Fotografi (Kiat Peraktis Memotet Landscape), Buku dengan harga Rp 29.000 dari toko online SHUTTER CAM, Depok. Cari produk fotografi lainnya di Tokopedia. Jual beli online aman dan nyaman hanya di Tokopedia.
Saturday, March 29, 2014
Perkembangan Dunia Fotografi
Fotografi
adalah suatu pengetahuan teknik atau keahlian dalam pengambilan objek tertentu
dengan menggunakan media kamera dan cahaya. Fotografi bisa di artikan sebagai
suatu karya seni apabila memiliki keindahan baik ide maupun konsep yang
mendasarinya dalam pembuatanya.
Dewasa ini fotografi mengalami
perubahan yang signifikan, hal ini ditandai dengan kebutuhan masyarakat akan
sarana jasa dibidang komersial. Terlebih-lebih dengan ditemukanya teknologi
digital, yang memberi kemudahan pada cara merekam dan mencetak gambar sehingga
waktu dan biaya dapat dihemat. R Amin Nugroho menyatakan
Fotografi digital adalah teknologi
terbaru dalam bidang fotografi yang memanfaatkan data digital dlam proses pengolahan dan penyimpanan data,
Data digital adalah data berupa angka (digit) 0 dan 1 yang hanya bisa
dimengerti oleh komputer.
Jadi pada hakekatnya fotografi digital adalah
fotografi dengan memanfaatkan komputer dengan terjemahan gambar, kamar gelap,
pencetakan dan juga proses penyimpananya. Komputer disini bisa meliputi sebuah
mikroprosesor yang ada di kamera, sampai dengan komputer dalam arti
sesungguhnya.
Prinsip dasar fotografi tetap sama
antara analog dan digital, yang berubah adalah alat perekamnya. Perubahan yang
nampak sederhana ini membawa dampak teknis yang besar, hal ini disebabkan
karena kita berpindah teknologi kerja, akibatnya seluruh kerja pembentukan
gambar fotografi baik secara teknis ataupun artistik juga ikut berubah.
Dimasa sekarang gairah masyarakat meningkat sejalan dengan majunya
perkembangan berbagai bidang seni dan apresiasinya. Fotografi tidak sekedar
bidang dokumenter dan informasi, namun semakin luas fungsinya yaitu untuk
kebutuhan pers, pendidikan, iptek, promosi dagang, hobi sampai sebagai media
ekspresi diri.
Bidang-bidang Fotografi
Secara umum fungsi fotografi dewasa
ini dapat di petakan menjadi tiga :
- Fotografi Jurnalistik
- Fotografi Komersial
- Fotografi Ekspresi
- Fotografi Jurnalistik adalah foto-foto berkaitan dengan kejadian-kejadian berita yang terbaru. Foto-foto disini tidak ada proses editing, foto tersebut berbicara tentang peristiwa atau kejadian di suatu tempat, foto itulah yang nantinya akan dimuat atau diberitakan. Foto ini untuk kebutuhan pers (surat kabar, majalah, tabloit dll).
- Fotografi Komersial adalah foto-foto yang berkaitan dengan permintaan atau kebutuhan jasa informasi dan publikasi secara umum. Foto-foto ini dibuat sedemikian rupa sehingga tampak artistik dan informatif, tentunya proses editing dipergunakan. Kebutuhan tersebut berupa pembuatan periklanan, katalog, brosur, wedding, potrait dll.
- Fotografi Ekspresi adalah foto-foto yang berkaitan dengan ekspresi fotografernya. Artinya karya foto ini sebagaimana karya seni rupa murni lainya yang terlahir terlebih dahulu, juga tampil sebagai karya yang individual dan kreatif sehingga mampu menunjukan karakter pribadi dan memiliki bobot estetika yang dapat dinilai secara utuh.
Aliran-aliran fotografi tersebut
yang dipelajari sesuai dengan kebutuhan dunia periklanan adalah fotografi
komersial. Istilah komersial menurut kamus bahasa indonesia yaitu menjual.
Artinya foto-foto pembuatan layanan jasa yang ada nilai jualnya di masyarat.
Pionir - Pionir Fotografi
Moti, seorang dari daratan Cina pada abad ke V SM telah mengamati fonemena alam yang terjadi pada
ruangan gelap yang mendapatkan pantulan
refleksi benda yang tersinari oleh cahaya matahari di luar ruang melalui lubang kecil (pin-hole) ke arah salah satu dinding
kamar dengan hasil refleksi benda tersebut secara terbalik.
Aristoteles, seorang filsuf yunani pada abad IV SM, mendapatkan pengalaman
dalam mengamati alam ketika sedang duduk di bawah kerindangan pohon ketika
sedang terjadi gerhana matahari. Pantulan cahaya matahari yang melalui
celah-celah rindangnya dedaunan pada bidang tanah di bawah pohon mengakibatkan
refleksi cahaya dalam berbagai ukuran dalam bentuk bulan sabit. Dalam hal ini
semakin kecil ukuran bentuk refleksi cahya semakin tajam outline bulan sabitnya.
Nicephore Niepce, merupakan salah
satu pioner Photography yang
mengabadikan halaman rumahnya dengan kamera Obscura
di atas kertas yang diolesi silver
chloride (perak klorida) dan asam nitrat . Tahun 1826 ia berhasil
menciptakan karya fotografi yang pertama pada lempengan logam berupa karya positif yang disebut Heliographie.
Louis Jcques mande Daguerre, seorang
disainer diorama Prancis yang bekerjasama dengan Niepce telah berhasil
menciptakan karya fotografi positif di atas lempengan logam dengan detail yang
lebih akurat. Karya tersebut juga dibuat dengan camera obscura dengan mengurangi exposure
time yang tadinya 8 jam menjadi lebih cepat, yaitu 20-30 menit. Karyanya disebut
Daguerreotype yang dipatenkan oleh Francois Arago pada tanggal 19 Agustus
1839 dan tanggal tersebut dikenal sebagai hari lahirnya fotografi.
William Henry Fox Talbot, disebut juga sabagai salah satu pioner fotografi dari Inggris yang berhasil menciptakan karya fotografi di atas kertas dengan proses negatif positif yang disebut Colotype atau juga disebut Talbotype pada tahun 1840.
Sir Jhon Herschel, seorang
ilmiawan yang pertama kalinya menggunakan istilah ”Photography” (menggambar dengan cahaya) pada tahun 1839.
Begitulah sejarah dan beberapa tokoh pionir fotografi yang mengawali dan memberikan dasar
bagi pengembangan fotografi dimasa depan. Dari apa yang kita alami dan kita
ketahui saat ini, fotografi sudah berkembang sedemikian luas sehingga merambah kedunia pengatahuan dan teknologi serta
mengemuka diwacana pengetahuan dan penciptaan seni. Sehinggga dapat pula di
katakan bahwa perkembangan dunia fotografi semakin mengkhusus dan terpilah
secara segmented sesuai dengan tujuan
dan implementasinya dari fotografi itu sendiri.
Masing-masing segment fotografi itu telah menciptakan
wacana keilmuan secara unik dengan ciri kekhasanya sebagai suatu entitas kajian tersendiri. Hal ini
ditandai oleh label yang melekat pada entitas
fotografi tersebut. Misalnya fotografi seni, fotografi studio, fotografi
kedokteran, fotografi periklanan, dsb.
Sejarah Fotografi
SEJARAH FOTOGRAFI
Dalam perkembangan
fotografi dunia, perjalanan sejarah fotografi dimulai oleh kesadaran manusia
untuk melihat keluar dirinya dengan didahului oleh suatu proses persepsi dengan
indera visualnya terhadap keadaan lingkungan disekitarnya. Dalam upayanya tersebut maka diperlukan alat bantu peraga yang dapat
memperjelas dan mendukung materi pengalamanya dengan merekam dan mereproduksinya
kembali dalam bentuk visual dwimatra
sebagai mana yang tertuang dalam dinding-dinding gua zaman dahulu (goa
Leang-Leang di Sulawesi Selatan, Altamiara di Spanyol, Lascauux di Prancis).
Seorang filsuf Jerman Ernst Cassirer berpendapat bahwa manusia adalah animal symbolicum yaitu manusia yang suka
membuat tanda/lambang/simbol-simbol.
Photography berasal dari bahasa Yunani, yaitu :Photos yang berarti cahaya dan Graphos yang berarti melukis, menulis.
Jadi bisa
diartikan Photography berarti melukis dengan cahaya. Ibaratanya seorang
pelukis menggambar dengan kuasnya di atas kanvas, tetapi Photography melukis dengan cahaya diatas kertas foto. Jadi yang
kita butuhkan adalah cahaya, apabila cahaya tidak ada maka tidak akan dapat menorehkan gambar di atas lembar kertas foto. Kamera pertama
kali bernama Obscura yang berarti
ruangan yang gelap. Awal mulanya kamera tersebut merupakan alat bantu untuk
para pelukis guna mempermudah mereka dalam membuat lukisan.
Pelukis sedang melukis dengan alat bantu kamera obscura
Camera
obscura
Foto
pertama kali muncul
Kamus Fotografi
BEBERAPA ISTILAH DAN SINGKATAN DALAM FOTOGRAFI
·
A : Singkatan dari auto, yaitu sebuah sandi
untuk pilihan fasilitas otomatis. Artinya, bila selector diputar ke posisi ini,
bukaan diafragma akan bekerja secara otomatis setelah pemotret memilih suatu
kecepatan (shutter speed) atau sebaliknya.
·
AF : singkatan dari auto focus, yaitu cara
kerja kamera tanpa mengharuskan pemotret memutar-mutar sendiri penemu
fokus(jarak). Sistem ini bekerja setelah pemotret menekan tombol “on” pada
perintah fokus.
·
AL servo AF : saran pilihan autofocus yang digunakan
untuk memotret objek2 bergerak. Pilihan yang efektif untuk pemotretan olahraga.
·
Angle of view : Sudut pandang atau sudut pemotretan. Cara melihat dan
mengambil objek yang akan difoto
·
Aperture diafragma : yaitu lubang tempat cahaya masuk kedalam
kamera dari lensa keatas film.
·
Aperture priority auto exposure (A) : pencahayaan otomatis
prioritas bukaan diafragma. Jika bukaan diafragma disetel terlebih dahaulu,
kecepatan rana akan bekerja otomatis.
·
Artificial light : cahaya buatan manusia yang digunakan untuk memotret misalnya
lampu kilat, api, dll.
·
ASA : singkatan dari American
Standar Assosiation. Yaitu standar kepekaan film. Pengertiannya
sama dengan ISO, hanya saja nama ASA dahulu umumnya dipakai diwilayah Amerika.
Kecepatannya diukur secara aritmatis.
·
Auto Program (P) : fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan
terprogram secara normal dan high speed(kecepatan tinggi), tergantung pada
pemakaian panjang-pendek fokus lensa.
·
Auto winder : motor yang berguna untuk memajukan film
secara otomatis dan cepat tanpa harus dikokang atau diengkol terlebih dahulu.
Sering digunakan oleh pemotret olahraga atau yang mengutamakan objek-objek
bergerak cepat.
·
Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang
berasal dari belakang objek. Arah cahaya ini berlawanan dengan posisi kamera.
Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan siluet; objek foto
dikelilingi “rim light”
atau cahya yang ada disekitar objek. Efek cahaya ini bisa merugikan pemotret
sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan flare.
·
Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya
memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk melakukan penggantian lensa.
·
Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan yang
terlihat dari atas, mirip dengan apa yang diliat seekor burung yang sedang
terbang.
·
Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini
merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan peran cahya matahari dalam
pemotretan. Untuk menangkap kilatannya diperlukan suatu kecepatan tertentu yang
telah disesuaikan (disinkronkan) dengan kamera. Cahaya blitz umumnya bisa
ditangkap dengan kecepatan kamera 1/60 detik.
·
Blitzlichtpulver : Cikal bakal lampu kilat. Terbuat dari
beberapa campuran bubuk diantaranya magnesium dan potassium chlorade yang dapat
memancarkan cahaya bila disulut.
·
Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar
karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja pada saat pemotretan dan efek
besar kecilnya diafragma. Hal ini terjadi misalnya saat melakukan teknik
panning atau zooming yang menggunakan kecepatan rendah.
·
Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga
disebut ‘base light’. Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan.
Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama.
·
Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak
langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat). Cara paling efektif
yang dapat dicoba adalah memantulkan pancaran sinarnya kesudut lain sebelum
cahaya itu mengenai objek pemotretan. Teknik pencahayan ini cocok untuk
menghasilkan penyinaran lunak.
·
Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang sama
dengan memberikan kombinasi pencahayaan yang berbeda-beda pada suatu objek
(disamping pengukuran pencahayan normal).
·
Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus atau minus)yang sudah terpasang
pada pembidik kamera. Berguna bagi pemotret berkacamata.
·
Bulb, B(ulb) bolam : Sarana kecepatan rana yang sangat lambat
dikamera yang digunakan untuk memotret objek. Lama membuka rana ditentukan oleh
pemotret, yaitu dengan menekan lalu melepas tekanan pada tombol shutter.
·
C : Singkatan dari continuous,
yaitu sandi yang terdapat pada kamera. Fungsinya menyatakan penggunaan bidikan
gambar secara beruntun dengan kecepatan tertentu (umumnya 3 bingkai per detik).
·
Candid camera : Foto atau potret yang dibuat dengan cara
sembunyi-sembunyi sehingga objek foto tidak menyadarinya. Cara ini biasanya
menghasilkan foto yang terkesan wajar atau alami. Umumnya tidak ada komunikasi
antara pemotret dan objek foto. Keberhasilan foto sangat ditentukan oleh
kemahiran pemotret mengungkapkan pesannya. Oleh Karen itu pemotret harus ekstra
tekun, jeli,teliti dan sabar.
·
CCD : Singkatan
dari charge couple device, yaitu chip pengganti
film yang digunakan pada kamera digital untuk merekam gambar (citra)
·
Center of focus : Pusat perhatian. Sering juga disebut center
of interest atau focus
of interest. Pusat perhatian membuat pesan dan teknis yang ingin
disampaikan pemotret tergambar secara fisik pada foto.
·
Center weight : Pengukuran pencahayaan yang tertuju hanya
pada 60 persen daerah tengah gambar (bidang) foto.
·
Coating : Pemberian suatu lapisan tipis pada
permukaan lensa. Fungsinya menahan pantulan cahaya dan melindungi lensa dari
berbagai bahaya, misalnya jamur.
·
Cold tone : Warna yang bernada dingin; berwarna biru
kelabu dengan nada warna ringan.
·
Color balance : Keseimbangan warna.
·
Composition : Komposisi, yaitu penempatan atau penyusunan bagian-baigan
sebuah gambar untuk membentuk kesatuan dalam sebuah bidang tertentu sehingga
enak dipandang.
·
Continuous light : Lampu kilat yang digunakan untuk
memotret; cahayanya dapat menyala terus menerus (berulang-ulang).
·
Contrast : Kontras. Secara umum kontras diartikan
sebagai perbedaan gradasi, kecerahan, atau nada (warna) antara bidang gelap
(shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang mencolok sekali pada
objek.
·
Cropping : Pemadatan/pemotongan gambar dalam foto
atau sesuatu yang tercetak dengan membuang bagian-bagian tertentu yang kurang
dikehendaki.
·
Density : Densitas atau kepekatan dalam fotografi. Istilah ini menyatakn
tebal-tipis lapisan perak yang melekat pada film. Semakin pekat suatu warna,
semakin gelap dan berat warnanya.
·
Depth : kedalaman, yaitu efek dimensional yang timbul karena ada
perbedaan ketajaman.
·
Depth of field : bagian yang tampak tajam (tidak buram) dan jelas, yang berada
dalam jangkauan tertentu. Biasanya juga disebut sebagai ruang tajam.
·
Diaphragm : Diafragma,yaitu lubang pada lensa kamera
tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Lubang lensa ini dibentuk dari
kepingan-kepingan logam tipis yang berada didalam atau dibelakang lensa. Bisa
diciutkan atau dilebarkan.
·
Distortion : Distorsi, yaitu penyimpangan bentuk. Pada fotografi biasa
terjadi pada pemotretan dengan lensa sudut lebar.
·
Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi pemotretan yang tidak
memerlukan lampu kilat, lampu ini tetap dinyalakan untuk menerangi
bagian-bagian gelap dari objek, misalnya bayangan pada pemotretan diluar ruangan.
·
Film : Media untuk merekam gambar. Gambar dibuat diatas dasar yang
fleksibel dan transparan. Film terdiri dari lapisan tipis yang mengandung
emulsi peka cahaya, diatas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi sendiri
terdiri dari perak halida, yaitu senyawa yang peka cahaya.
·
Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai film.
Pendeteksi berangka yang menunjukkan jumlah film yang sudah terpakai.
·
Film transparency : Slide warna atau color reversal film,
yaitu film positif yang biasa digunakan untuk keperluan iklan, pers, dll.
Tujuannya adalah mendapatkan ketajaman dan warna gambar yang baik.
·
Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan lain yang tembus
cahaya) yang mempunyai ketebalan rata; dipasang pada ujung tabung lensa.
·
Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki panjang fokus (titik api)
tunggal, sudut pandangnya tetap.
·
Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang mampu menyediakan
cahaya yang bisa dikendalikan.
·
Flash exposure compensation : Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu
cara membuat alternatif pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan lampu
kilat.
·
Focus ring : Titik api atau pertemuan berkas
sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan.
·
FPS : singkatan dari frame
persecond, yaitu satuan pengambilan gambar dalam gambar per detik.
·
GN : Singkatan dari guide number, yaitu
kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak
(dalam meter atau feet) dan diafragma.
·
High angle : Pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang
lebih tinggi dari objek foto.
·
High-Key photo : Sebutan untuk suatu foto yang didominasi
nuansa putih.
·
High light : Bagian-bagian yang terang pada sebuah foto karena pantulan
sinar.
·
Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk seperti sarang tawon.
·
Hot shoe : Sepatu panas. terdapat pada bagian atas kamera, berfungsi
untuk memasang lampu kilat elektronik.
·
Image : Gambar yang terbentuk pada film atau pada tirai pengamat.
·
Incident light metering : Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang
menerangi objek.
·
Infinity : Jarak tak terhingga dengan tanda pada
skala jarak.
·
Infrared : Inframerah, yaitu sinar merah diluar
spektrum.
·
ISO : Singkatan Dari International Standart
Organization, yaitu badan yang berwenang memberikan standar untuk
kategori film yang digunakan didunia fotografi.
·
JIS : singkatan dari Japan
Industrial Standart, yaitu ukuran kepekaan film, seperti ASA
digunakan di Jepang.
·
Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang
mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata.
·
Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa
terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal. Cahaya seperti ini akan
menimbulkan efek flare (bintik cahaya putih) pada foto.
·
Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan
oleh suatu sumber cahaya. Hal yang paling mempengaruhi kontras cahaya adalah
besar kecilnya sumber cahya.
·
Live View : menampilkan gambar secara langsung di
monitor
·
Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai
dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu
kondisi pencahayaan.
·
Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi
perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari latar
belakang yang mungkin mengganggu.
·
Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang
dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek pemotretan.
Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari aslinya.
·
LT : Long Time Exposure, sama
dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.
·
Macro : Makro. Pengertian makro dalam fotografi adalah saran untuk
pemotretan jarak dekat. Fotografi makro akan menghasilkan rekaman objek (pada
film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1), atau paling tidak setengah
besar objek aslinya (1:2). Namun, lensa zoom yang mempunyai fasilitas
menghasilkan rekaman objek seperempat besar benda aslinya (1:4) juga sudah bisa
dikatakan makro.
·
Macro Lens : Lensa makro, yaitu lensa yang digunakan
untuk memotret objek berukuran kecil atau pemotretan jarak dekat (mendekatkan
objek). Umumnya dipakai untuk keperluan reproduksi karena dapat memberikan
kualitas prima dan minim distorsi.
·
Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran
asli objek.
·
Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang
biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan bentuk
atau wajah objek.
·
Medium format camera : Kamera format medium, yaitu jenis kamera
SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format
kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam pembesaran cetakan.
·
Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan
latar belakang yang agak dihindari. Bisa digunakan untuk pemotretan berobjek
orang, kira2 sebatas pinggul keatas.
·
Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori
: center weight, evaluative/matrix dan spot
·
Metering center weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60
persen daerah tengah gambar
·
Metering matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan
segmen-segmen dan persentase tertentu
·
Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu
yang terpusat.
·
MF : singkatan dari Manual Focus, yaitu cara penajaman atau
pemfokusan yang dilakukan secara manual.
·
Microphotography : Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil, dengan
bantuan mikroskop.
·
Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi
membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut “unipod”
·
ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan
sinar sebanyak 2 sampai 8 kali.
·
Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan
efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
·
Non-reflex camera : kamera non refleks yang tidak menggunakan
cermin putar. Contohnya adalah kamera kompak atau kamera langsung jadi
(Polaroid)
·
Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang,
50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya sama dengan
sudut pandang mata manusia.
·
Obscura : Cikal bakal kamera zaman sekarang. Prinsipnya dalam sebuah
kamar gelap yang tertutup lubang (pin hole). Jika kamera obscura dihadapkan ke
benda yang diterangi cahaya, sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda
tersebut akan tampak pada dinding yang berhadapan dengan lubang.
·
Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai
karena lensa berkualitas baik.
·
Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya,
lensa, dsb)
·
Over : hasil gambar atau film yang kelebihan
cahaya sehingga terlihat sangat terang biasanya akan kehilangan detail atau
tekstur.
·
Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa
detail) sehingga negative tampak hitam total. Bila kepekatan bagian ini
melampaui batas, hasil cetak foto akan menjadi abu2; bagian high akan menjadi
putih.
·
Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau penyinaran
yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
·
Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis.
Tujuannya agar pemotret dapat mengatur kamera secara manual.
·
Polarizing Color Filter :Filter yang terdiri dari selembar
polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna
sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu.
·
Polarizing Conversion Filter :Filter terdiri dari selembar polarisator
dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera
kine, sehingga memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan
mempunyai efek seperti filter polarisasi.
·
Polarizing Fider Filter :Filter yang terdiri dari dua filter PL
linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan
memutar gelang filter.
·
Polarizing Circular Filter: Filter yang dibuat dari lembaran
polarisator linier dankeeping
quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter.
Efeknya sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.
·
Polarizing Filter : Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari
segala permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian
yang satu dengan lain dapat diputar-putar untuk mendapatkan sudut paling ideal
menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer.
Juga berguna untuk membirukan langit.
·
Pop Up Flash: Lampu
kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
·
Rainbow Fantasi Filter : Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma.
Tiap-tiap berkas sinar akan bertepi pelangi.
·
Rana : Adalah tirai yang menggantikan fungsi
penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai
kebutuhan.
·
Rana Celah: Rana
celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial menutup
secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.
·
Rana Pusat : Rana yang terletak pada lensa,
berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat.
·
Release Cable : Kabel penghubung dengan shutter sehingga
memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.
·
Reloadable To Last Framer : Fasilitas untuk mengembalikan film yang telah digulung di
tengah posisi terakhir yang terpakai.
·
Rembrandt Lighting : Cahaya yang berasal dari jendela atau sering juga disebut
window lighting. Cahaya yang datang dari sudut 45 derajat. Pencahayaan tersebut
berasal dari nama pelukis Belanda Rembrandt.
·
Remote : Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter
dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.
·
Resolution : Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan
menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
·
Retina : Selaput peka sinar dari mata atau salah
satu merek kamera keluaran kamera.
·
Retouch : Mengubah, sifatnya memperbaiki atau menambah warna dengan
menggunakan tangan atau kuas, atau juga pada masa ini dengan komputer seperti
melukis sehingga menghasilkan gambar yang baik dan tanpa cacat seperti
sebelumnya.
·
Reverse Adapter: Suatu alat penyambung yang digunakan untuk
memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang
lensa menghadap ke objek. Dengan alat ini menjadikan kita dapat menggunakan
lensa biasa untuk membuat pemotretan makro dengan hasil yang cukup baik.
·
Second Curtain Sync: Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat
sesaat sebelum Rana menutup.
·
Self Adjusting : Penyesuaian (diri).
·
Self Timer : Penangguh waktu. Sebuah tuas yang
digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya Rana kamera sekalipun tombol
pelepas kamera telah ditekan. Biasanya digunakan untuk memotret diri sendiri.
Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10 detik.
·
Sense Of Design : Perasaan atas komposisi. Estetika dalam nirmana datar warna.
·
Sepia Toner : Pewarna coklat/sawo.
·
Sequence : Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi
suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
·
Shade :Teduh, bayangan yang tak berbentuk.
·
Shadow :Bidang gelap/hitam atau bayangan pada
sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang.
·
Shape :Bidang, suatu bentuk dalam aspek dua dimensi yang terjadi tidak
hanya oleh karena adanya kesan garis, baik berupa segi tiga, lingkaran, elips,
dll. Namun selain itu bisa juga dibentuk oleh suatu bidang warna karena adanya
suatu kesan bentuk tiga dimensi yang mempunyai volume.
·
Sharpness :Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap
garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini
ditentukan dengan jumlah garis per milimeter.
·
Side Light : Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang
berasal dari arah samping objek, baik kiri atau kanan dan dapat ditempatkan
pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti ini menghasilkan foto dengan
efek yang menonjol permukaan atau objek fotonya serta terciptanya kesan tiga
dimensional. Umumnya digunakan untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter,
misalnya foto potret (portrait).
·
Side Lighting :Sinar dalam pemotretan yang datangnya dari
arah samping kanan atau kiri – 90 derajat dihitung dari sudut pandang kamera.
Arah datangnya sinar seperti ini akan menghasilkan foto dengan detail dan
tekstur dari benda dengan baik. Bayangan yang dihasilkan akan menampakkan
bentuk benda dengan lebih menarik dengan separo dari muka terang dan separo
lagi gelap.
·
Single Lens Reflect :Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera
yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma.
Lensanya berfungsi untuk meneruskan bayangan objek ke pembidik dan
meneruskannya ke film. Apa yang terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa
yang terjadi pada film atau fotonya.
·
Shutter Speed : Lamanya waktu yg diperlukan untuk
menyinari sensor CMOS ato CCD pada kamera digital, dan Film pada kamera
konvensional. Pada Kemera tertera angka-angka 250,125,60,30,15 dst. Ini berarti
lamanya penyinaran adalah 1/250 detik, 1/125 detik, 1/60 detik, dst.
·
Single Point Reading :Suatu pembacaan pengukuran dalam
pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang
terpenting dari sebuah objek foto.
·
Single Servo Autofocus (S) :Sandi saat Anda membidikkan suatu objek
dan tombol rana telah tertekan separo, maka jarak antara kamera dengan objek
terkunci hingga tombol dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan.
·
Skala : Perbandingan objek utama dengan objek-objek lain dalam gambar.
·
Slave Unit :Mata listrik yang menyalakan lampu-kilat
karena pulsa yang dihasilkan oleh menyalanya lampu-kilat lain.
·
Small Format Camera : Kamera format kecil yaitu kamera jenis
SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel
dan enak dipegang serta ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling
banyak digunakan oleh para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah
didapat juga proses filmnya terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif.
Namun kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran
majalah.
·
Snapshot : Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur
terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan untuk membuat foto human interest,
sehingga menghasilkan foto yang apa adanya dan tampak alami tak terkesan
dibuat-buat.
·
Snoot : Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang
pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu
kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya yang tampak membulat bila
diproyeksikan pada bidang datar.
·
Snow Cross, Star Six Filter : Sebuah kaca bening dengan goresan-goresan
yang saling bersilangan yang membentuk bintang-bintang berekor enam dari
tiap-tiap titik sinar.
·
Socket : Lubang tempat memasukkan kabel sinkron
yang menghubungkan lampu kilat dengan penutup.
·
Soft Screen (Lens) : Lensa yang berguna untuk menghindari
kontras sehingga hasil gambar terkesan seolah-olah agak kabur dengan sisi-sisi
yang tak tampak ketegasan batasnya.
·
Soft Focus Lens :Lensa yang berdaya lukis lembut.
·
Soft Spot Filter : Filter berciri seperti soft screen namun
menghasilkan gambar yang berbeda.
·
Soft Tone Filter : Filter yang bertujuan untuk membuat
gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan ketajaman dan mengubah warna, juga
tidak mengubah bentuk. Kontras pun menjadi lembut tanpa mengaburkan pandangan.
·
Solarisasi : Proses pembuatan foto dengan cara memberi
penyinaran dua kali pada kertas foto atau film dan memasukkannya ke dalam
larutan pengembang. Di tengah-tengah gambar terbentuk dilakukan penyinaran
dengan cahaya putih sekali lagi dan meneruskan pengembangannya.
·
Sonar Autofocus : Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan
perjalanan bolak-balik suara sonar – dari kamera ke objek kembali ke kamera.
·
Special Effect : Efek khusus dengan menggunakan teknik
tertentu.
·
Special Effect Filter : Filter (penyaring) spesial efek yang pada
dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring sesuatu melainkan
mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari pemotretan biasa.
·
Special Lens : Lensa spesial yang digunakan secara
khusus untuk keperluan khusus. Misalnya fish eye lens (lensa mata ikan – 180
derajat). yang pada dasarnya bukan filter karena fungsinya tidak menyaring
sesuatu melainkan mengubah pandangan guna mencapai hasil yang menyimpang dari
pemotretan biasa.
·
Special Purpose Lens : Lensa tujuan khusus yang didesain dan
diciptakan untuk tujuan penghasilan gambar khusus yang biasanya susah dilakukan
dengan lensa biasa.
·
Special Filter : Sekeping plastik terang berisi ribuan
prisma lembut yang mengubah tiap-tiap titik sinar menjadi bintang pelangi dan
berkas sinar bertepi pelangi. Sinar yang kuat membentuk bintang dengan
berkas-berkas pelangi tebal.
·
Spectrum : Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh
pembiasan prisma dalam warna-warni.
·
Speedlight: Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan
menyala tinggi atau cepat.
·
Speedo Solarisasi : Suatu teknik kamar gelap versi lain dari
tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang akan memberikan
suatu efek gerakan yang cepat (speedo).
·
Stereo Camera : Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua
foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati dengan alat bantu atau stereo-viewer
untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat difoto.
·
Still Life : Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang
khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
·
Stop : Satuan yang menunjukkan pergeseran nilai bukaan diafragma atau
kecepatan rana dari suatu nilai ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya
dari diafragma f:16 ke f:22 atau dari kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.
·
Stop Bath : Cairan penyetop. Larutan penyetop untuk
menghentikan atau menahan seketika pengembang (developer) pada film atau kertas
foto. Selain berguna untuk menghentikan proses yang terjadi, stop bath juga
berfungsi sebagai larutan fixer yang membuat film dan cetakan foto lebih tahan
lama.
·
Stripping Film : Film yang dapat dipisahkan dari dasar
seluloidnya.
·
Strobo : Lampu dengan kemampuan menyorot
bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.
·
Subtractive : Sistem penyusunan balans warna dengan
mengurangi unsur warna, suatu kebalikan dari additive atau menambahkan.
·
Super Wide Lens : Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk
pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15
mm, 17 mm.
·
Sync Cord Terminal : Terminal sinkronisasi lampu-kilat; soket
untuk memasang kabel tambahan yang dihubungkan dengan lampu-kilat.
·
Sync Shutter Speed : Kecepatan rana yang sinkron dengan lampu
kilat.
·
Syncro : Saklar otomatis. Dengan menggunakan
saklar ini pada lampu kilat maka bila ada kilatan cahaya lampu kilat lain akan
mengakibatkan menyalanya lampu kilat yang terpasang syncro.
·
Table-Stand : Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera
yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.
·
Texture : Tekstur, sifat permukaan atau sifat bahan., merupakan elemen
seni visual yang sangat penting karena mampu memberi kesan “rasa” seperti
halus, kasar, mengkilat, dll.
·
Tele Converter: Lensa
tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat
mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang. Umumnya
kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.
·
Tele Lens : Lensa tele yang digunakan untuk
memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh
ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan potret (portrait) penggunaan
lensa seperti ini akan menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya.
Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.
·
Telephoto Lens : Lensa telefoto, lensa yang mempunyai
fokus panjang. Pembuatan bayangan (image) pada lensa telefoto lebih pendek bila
dibandingkan dengan lensa lain.
·
Telephoto Medium : Telefoto menengah, jenis lensa telefoto
yang mempunyai panjang antara 75 – 135 mm.
·
Test Strip : Suatu cara untuk mendapatkan hasil
cetakan yang baik (normal) yang dilakukan dengan cara membuat pencahayaan
bertingkat pada saat mencetak sebelum mencetak sesungguhnya.
·
Tilt Head:
Kemampuan kepala lampu-kilat untuk dapat diputar. Fungsinya untuk mendapatkan
efek pencahayaan yang lembut dengan cara memantulkan terlebih dahulu cahaya
yang keluar dari lampu-kilat. Kuatnya cahaya yang jatuh ke objek sangat
bergantung pada permukaan pemantul, warna dan jaraknya.
·
Timer Switch : Mengukur waktu yang akan memutuskan
aliran listrik pada akhir hitungan yang telah ditentukan.
·
Top Light :Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal
dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model
yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail benda.
·
Transparan: Tembus pandang ialah permukaan
suatu benda yang tidak menghambat pandangan untuk melihat benda di belakangnya.
Kaca dan plastik misalnya bersifat tembus pandang.
·
Translusen: Tembus sinar. Namun kita tidak
biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut.
Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.
·
Transparancy : Transparan, gambar tembus, slide atau film positif.
·
Tripod : Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk
menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan
dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa digunakan untuk membantu
mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang menggunakan lensa telefoto,
atau yang menggunakan kecepatan rendah sehingga kedudukan kameranya tetap
stabil dan pemotretan terhindar dari goyang.
·
Tripod Socket : Tempat (ulir) untuk tripod.
Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang
berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.
·
TTL : Singkatan dari Through the Lens Metering.
Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off The Film Metering).
Kamera harus terisi film untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Atau dengan
cara lain yaitu menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada
jendela lintas film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak
maka akan mendapatkan kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di dalam
kamera akan membaca pelat hitam penekan film.
·
Tungsten Film : Film yang khusus diperuntukkan bagi
pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau
photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya
alami.
·
Twin Lens Reflex : Refleks Lensa Kembar. Kamera yang
mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi untuk menangkap objek yang
dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa berfungsi untuk
menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan jenis kamera seperti ini
harus ekstra hati-hati karena sering terjadi kesalahan yang disebut paralaks
pada pemotretan jarak dekat.
·
Under : hasil gambar atau film yang kekurangan
cahaya sehingga terlihat gelap
·
Vario Focal Lens : Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang
focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm,
lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm, dsb.
·
Vario Lens : Lensa vario atau sering disebut sebagai
lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang
bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian memudahkan pemotret memilih
berbagai ruang pandang hanya dengan menarik-ulur lensa atau memutarnya.
·
Vertical Grip : Alat pelepas rana untuk pengambilan
gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
·
View Camera : Kamera yang menggunakan film format besar
dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam pada
pencetakan hasil foto yang besar-besar umumnya digunakan di dalam studio untuk
pemotretan still life karena dapat menyempurnakan perspektif serta menambah
ruang tajam. Detail gambar dapat ditampilkan secara sempurna.
·
View Finder : Jendela bidik. Bagian dari kamera yang
berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
·
Waist Level Finder : Pembidik sebatas pinggang.
·
Warm Tone : Bernada warna hangat. Suatu warna yang
terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap
ke arah hitam pekat.
·
Watt/Second (W/S): Satuan
daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang
menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100 W/S
hampir sebanding dengan GN = 30.
·
Wide Angle Lens: Lensa
sudut lebar, misalnya lensa 20 mm atau 24 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek
yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan
sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih kecil.
·
Wide Shot : Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu
jepretan panjang diawal suatu sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada
adegan berikutnya pada gambar hidup (movie).
·
Wireless Ttl: Sistem
pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
·
Worm Eye : Pandangan cacing. Berarti memotret dari
sudut pandang permukaan tanah. Hasilnya adalah rekaman foto dengan kesan tinggi
yang ekstrim, hasil gambarnya pun unik karena sudut pandang seperti itu.
·
Zone Syste : Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan
tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih
sekali.
·
Zoom Lens : Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki
elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi. Panjang
focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau mengulur tabung lensa.
·
Zoom-Blur : Kekaburan gambar yang disebabkan oleh
gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
·
Zooming Ring : Gelang batas rentang vario pada lensa
zoom
Subscribe to:
Posts (Atom)